Pelindo Bersatu, Strategi Menuju Indonesia Maritim Goals

Pelindo

Sinergisasi Pelindo; Terobosan Inovasi Dalam Double Disrupsi

Di tahun 2010, ketika gagasan Ekonomi Biru diperkenalkan Gunter Pauli, dalam The Blue Economy: 10 years-100 innovations-100 million jobs, inti gagasannya adalah logika ekosistem yang efisien. Semua kontributor dalam sistem terpenuhi kebutuhannya, dengan menitikberatkan pada inovasi terhadap variasi produk, efisiensi sistem produksi dan penataan sistem manajemen sumber daya. Fokusnya adalah negara-negara berkembang dengan wilayah perairan (Small Island Development States-SIDS).

Implementasi gagasan ini dianggap krusial karena 72 persen dari total permukaan bumi merupakan lautan. Indonesia termasuk didalamnya, karena tak hanya memiliki potensi maritim yang berpeluang menjadi poros maritim dunia, ditambah sisi strategis lokusnya dan kekayaan sumber daya perikanan laut serta kekayaan mineral di bawah laut.

Bahkan pemerintah sedang mengoptimalkan gagasan sebagai poros maritim dunia melalui penggalian kembali gagasan Jalur Rempah Nusantara dengan mendaftarkannya ke UNESCO sebagai salah satu jembatan emas menuju perekonomian berbasis kemaritiman. Kini di tahun 2021, tugas besar pemerintah Indonesia tak hanya menyandarkan pada gagasan visi Nawa Cita, mengembalikan kejayaan dan jati diri sebagai poros maritim dunia. Indonesia seperti disampaikan pakar ekonomi manajemen Indonesia, Rhenald Kasali,  tengah  menghadapi tantangan double disrupsi, teknologi informasi yang berkembang pesat dan pandemi global yang mempengaruhi segala sisi gerak ekonomi.

Dibutuhkan kerja keras dan berbagai inovasi, agar dapat beradaptasi pada perubahan kondisi yang disebut double distribution. Peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.

Namun seperti kata Peter F. Drucker, dalam buku Managing In Turbulent Times, ketika momen ekonomi berada dalam fase turbulensi yang tak dapat diprediksi yang ditandai dengan sinyal perlambatan ekonomi, kita harus melihat ulang posisi bisnis, periksa dengan cermat apa peluang yang bisa kita ciptakan.

Otoritas pengelola pelabuhan Indonesia bersama 50 otoritas pelabuhan dunia dalam Port Authority Rountable, berkolaborasi dan berbagi praktik terbaik untuk memastikan bahwa operasional pelabuhan dan alur perdagangan melalui laut tidak terganggu dan tetap dapat melayani di masa pendemi. Mengedepankan keselamatan kehidupan di laut serta perlindungan lingkungan maritim sebagai prioritas utama. Dan sebagai bagian dari International Maritime Organization (IMO), yang konvensinya menekankan ketersediaan layanan pengiriman perdagangan dunia dan kepentingan kemanusiaan, Indonesia harus terlibat aktif didalamnya.

Meskipun bukan sebuah keputusan yang mudah, langkah termutakhir adalah inovasi mergerisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelindo. BUMN operator pelabuhan Pelindo I-IV berencana akan melakukan sebuah langkah integrasi dengan menggabungkan 4 BUMN pelabuhan tersebut menjadi satu, sebagai bagian dari percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penggabungan yang rencananya akan dilakukan akhir tahun 2021 ini pun sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik pemegang saham maupun para serikat pegawai pelabuhan yang diwujudkan dalam proses penandatanganan dukungan integrasi Pelindo.

Sebagai salah satu perusahaan operator pelabuhan yang memiliki peran besar dalam menjaga rantai distribusi logistik dan berimplikasi pada kemajuan ekonomi suatu negara, memerlukan sebuah terobosan melalui integrasi antar perusahaan. Ini tak hanya akan meningkatkan pelayanan diseluruh wilayah kerja namun juga berpeluang menjadikan sebuah kekuatan besar di dunia logistik, bahkan berpeluang menjadi salah satu kekuatan operator pelabuhan terbesar di dunia. Integrasi ini merupakan adaptasi budaya perusahaan dan etos kerja yang lebih baik sesuai core value BUMN AHLAK.

Sinergisasi berupa mergerisasi Pelindo adalah langkah paling relevan dan realistis menghadapi perubahan kompetisi yang sangat krusial, agar Pelindo tidak ketinggalan relevansi dan tetap kompetitif menghadapi persaingan. Integrasi ini tak hanya menjadi daya dukung bagi visi besar negara, namun juga meningkatkan pelayanan terbaik dalam fase turbulensi ekonomi yang mensyaratkan sebuah inovasi substansional yang dapat memberi multiple effect bagi pembangunan ekonomi Indonesia secara nasional.

Pelindo

Core Values BUMN AKHLAK dan Visi Poros Maritim Dunia

Inovasi sinergisasi Pelindo merupakan bagian dari adaptasi budaya dan etos dalam Core Values BUMN AKHLAK yang merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif  sebagai identitas dan perekat budaya kerja BUMN yang menjadi dasar pembentukan karakter SDM di lingkungan BUMN serta penerapannya wajib dilakukan oleh seluruh BUMN dan perusahaan.

Sinergisasi adalah inovasi adaptif dan kolaboratif terhadap perubahan teknologi informasi yang berkembang pesat dan pandemi Covid-19, yang justru menciptakan sebuah gagasan baru mergerisasi “empat dalam satu”, agar Pelindo muncul menjadi sebuah kekuatan kompetitif baru yang tak hanya berperan sebagai penjaga rantai distribusi logistik, namun lebih berimplikasi pada titik kemajuan ekonomi negara. Peningkatan pelayanan di seluruh wilayah kerja juga menjadi peluang menjadikan Pelindo sebagai kekuatan besar di dunia logistik.

Sinergisasi dan integrasi Pelindo menjadi sebuah langkah realistis dan optmisme baru bagi Indonesia mewujudkan kembali kejayaan maritim. Berbagai manfaat akan dapat dirasakan oleh berbagai kalangan, dari masyarakat, UMKM, pengusaha jasa logistik, pelaku industri, hingga seluruh pihak yang memanfaatkan kapal dan pelabuhan. Pergerakan lalu lintas barang menjadi lebih efisien sehingga menekan biaya logistik, yang akan berdampak positif bagi kemajuan layanan kepelabuhan berskala internasional dan merealisasikan kembali visi besar dan pilar menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia di masa mendatang, melalui pengembangan infrastruktur dan konektifitas maritim untuk peningkatan kesejahteraan dan ekonomi nasional.

Referensi

Manajemen di Era Turbulensi ( Bagian 1)

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200607/98/1249452/50-otoritas-pelabuhan-dunia-kolaborasi-tangani-pandemi.

https://kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/ekonomi-biru-untuk-maritim-indonesia-yang-berkelanjutan/

https://www.pelindo.co.id/en/news-press-release/pengamat_merger_pelindo_adalah_langkah_paling_relevan_hadapi_perubahan_zaman_saat_ini

http://www.perumperindo.co.id/publikasi/artikel/21-potensi-indonesia-sebagai-negara-maritim

Pelindo

Sinergisasi Pelindo; Terobosan Inovasi Dalam Double Disrupsi

Di tahun 2010, ketika gagasan Ekonomi Biru diperkenalkan Gunter Pauli, dalam The Blue Economy: 10 years-100 innovations-100 million jobs, inti gagasannya adalah logika ekosistem yang efisien. Semua kontributor dalam sistem terpenuhi kebutuhannya, dengan menitikberatkan pada inovasi terhadap variasi produk, efisiensi sistem produksi dan penataan sistem manajemen sumber daya. Fokusnya adalah negara-negara berkembang dengan wilayah perairan (Small Island Development States-SIDS).

Implementasi gagasan ini dianggap krusial karena 72 persen dari total permukaan bumi merupakan lautan. Indonesia termasuk didalamnya, karena tak hanya memiliki potensi maritim yang berpeluang menjadi poros maritim dunia, ditambah sisi strategis lokusnya dan kekayaan sumber daya perikanan laut serta kekayaan mineral di bawah laut.

Bahkan pemerintah sedang mengoptimalkan gagasan sebagai poros maritim dunia melalui penggalian kembali gagasan Jalur Rempah Nusantara dengan mendaftarkannya ke UNESCO sebagai salah satu jembatan emas menuju perekonomian berbasis kemaritiman. Kini di tahun 2021, tugas besar pemerintah Indonesia tak hanya menyandarkan pada gagasan visi Nawa Cita, mengembalikan kejayaan dan jati diri sebagai poros maritim dunia. Indonesia seperti disampaikan pakar ekonomi manajemen Indonesia, Rhenald Kasali,  tengah  menghadapi tantangan double disrupsi, teknologi informasi yang berkembang pesat dan pandemi global yang mempengaruhi segala sisi gerak ekonomi.

Dibutuhkan kerja keras dan berbagai inovasi, agar dapat beradaptasi pada perubahan kondisi yang disebut double distribution. Peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.

Namun seperti kata Peter F. Drucker, dalam buku Managing In Turbulent Times, ketika momen ekonomi berada dalam fase turbulensi yang tak dapat diprediksi yang ditandai dengan sinyal perlambatan ekonomi, kita harus melihat ulang posisi bisnis, periksa dengan cermat apa peluang yang bisa kita ciptakan.

Otoritas pengelola pelabuhan Indonesia bersama 50 otoritas pelabuhan dunia dalam Port Authority Rountable, berkolaborasi dan berbagi praktik terbaik untuk memastikan bahwa operasional pelabuhan dan alur perdagangan melalui laut tidak terganggu dan tetap dapat melayani di masa pendemi. Mengedepankan keselamatan kehidupan di laut serta perlindungan lingkungan maritim sebagai prioritas utama. Dan sebagai bagian dari International Maritime Organization (IMO), yang konvensinya menekankan ketersediaan layanan pengiriman perdagangan dunia dan kepentingan kemanusiaan, Indonesia harus terlibat aktif didalamnya.

Meskipun bukan sebuah keputusan yang mudah, langkah termutakhir adalah inovasi mergerisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelindo. BUMN operator pelabuhan Pelindo I-IV berencana akan melakukan sebuah langkah integrasi dengan menggabungkan 4 BUMN pelabuhan tersebut menjadi satu, sebagai bagian dari percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penggabungan yang rencananya akan dilakukan akhir tahun 2021 ini pun sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik pemegang saham maupun para serikat pegawai pelabuhan yang diwujudkan dalam proses penandatanganan dukungan integrasi Pelindo.

Sebagai salah satu perusahaan operator pelabuhan yang memiliki peran besar dalam menjaga rantai distribusi logistik dan berimplikasi pada kemajuan ekonomi suatu negara, memerlukan sebuah terobosan melalui integrasi antar perusahaan. Ini tak hanya akan meningkatkan pelayanan diseluruh wilayah kerja namun juga berpeluang menjadikan sebuah kekuatan besar di dunia logistik, bahkan berpeluang menjadi salah satu kekuatan operator pelabuhan terbesar di dunia. Integrasi ini merupakan adaptasi budaya perusahaan dan etos kerja yang lebih baik sesuai core value BUMN AHLAK.

Sinergisasi berupa mergerisasi Pelindo adalah langkah paling relevan dan realistis menghadapi perubahan kompetisi yang sangat krusial, agar Pelindo tidak ketinggalan relevansi dan tetap kompetitif menghadapi persaingan. Integrasi ini tak hanya menjadi daya dukung bagi visi besar negara, namun juga meningkatkan pelayanan terbaik dalam fase turbulensi ekonomi yang mensyaratkan sebuah inovasi substansional yang dapat memberi multiple effect bagi pembangunan ekonomi Indonesia secara nasional.

Pelindo

Core Values BUMN AKHLAK dan Visi Poros Maritim Dunia

Inovasi sinergisasi Pelindo merupakan bagian dari adaptasi budaya dan etos dalam Core Values BUMN AKHLAK yang merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif  sebagai identitas dan perekat budaya kerja BUMN yang menjadi dasar pembentukan karakter SDM di lingkungan BUMN serta penerapannya wajib dilakukan oleh seluruh BUMN dan perusahaan.

Sinergisasi adalah inovasi adaptif dan kolaboratif terhadap perubahan teknologi informasi yang berkembang pesat dan pandemi Covid-19, yang justru menciptakan sebuah gagasan baru mergerisasi “empat dalam satu”, agar Pelindo muncul menjadi sebuah kekuatan kompetitif baru yang tak hanya berperan sebagai penjaga rantai distribusi logistik, namun lebih berimplikasi pada titik kemajuan ekonomi negara. Peningkatan pelayanan di seluruh wilayah kerja juga menjadi peluang menjadikan Pelindo sebagai kekuatan besar di dunia logistik.

Sinergisasi dan integrasi Pelindo menjadi sebuah langkah realistis dan optmisme baru bagi Indonesia mewujudkan kembali kejayaan maritim. Berbagai manfaat akan dapat dirasakan oleh berbagai kalangan, dari masyarakat, UMKM, pengusaha jasa logistik, pelaku industri, hingga seluruh pihak yang memanfaatkan kapal dan pelabuhan. Pergerakan lalu lintas barang menjadi lebih efisien sehingga menekan biaya logistik, yang akan berdampak positif bagi kemajuan layanan kepelabuhan berskala internasional dan merealisasikan kembali visi besar dan pilar menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia di masa mendatang, melalui pengembangan infrastruktur dan konektifitas maritim untuk peningkatan kesejahteraan dan ekonomi nasional.

Referensi

Manajemen di Era Turbulensi ( Bagian 1)

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200607/98/1249452/50-otoritas-pelabuhan-dunia-kolaborasi-tangani-pandemi.

https://kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/ekonomi-biru-untuk-maritim-indonesia-yang-berkelanjutan/

https://www.pelindo.co.id/en/news-press-release/pengamat_merger_pelindo_adalah_langkah_paling_relevan_hadapi_perubahan_zaman_saat_ini

http://www.perumperindo.co.id/publikasi/artikel/21-potensi-indonesia-sebagai-negara-maritim

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi Pikiran Lainnya