Daftar StartUp Indonesia yang Bangkrut Akibat Pandemi Covid19

Facebook
Twitter
LinkedIn
airy rooms bangkrut

Mungkin ada beberapa Vellas yang penasaran dengan beberapa perusahaan rintisan (StartUp) di Indonesia yang tumbang akibat derasnya pukulan pandemi yang menambah rentetan startup gagal di Indonesia.

Ada faktor lain yang menghantui, misalnya belum memiliki product market fit sehingga gagal mencapai bisnis yang berkelanjutan, kesalahan strategi perusahaan, atau masih banyak lagi.

Apapun itu, langkah menutup startup memiliki pertanggungjawaban yang harus diselesaikan ke investor, pegawai, dan stakeholder lainnya.

1. Airy Rooms

Mungkin vellas yang pernah memesan hotel dan menginap di kamar dengan hiasan logo berwarna biru dan gambar awan berikut?

Saatnya mengucapkan selamat tinggal pada amenity kits berwarna biru mereka karena Airy Indonesia telah mengumumkan untuk menutup usahanya secara permanen awal bulan ini. Perusahaan rintisan asli Indonesia yang bergerak dibidang Accommodation Network Orchestrator (ANO) ini akan menutup seluruh operasinya mulai besok, 31 Mei 2020.

Airy Indonesia Bangkrut, Tutup per 31 Mei 2020

“We have made our best efforts to overcome the impact of this [international] disaster. However, given a significant technical decline and a reduction in human resources that we have at the moment, we have decided to stop our business [activities] in a permanent manner,” the company said in the email. “For this reason, after May 31, 2020, we cannot provide services [anymore] to all our partners,” Airy added[1]

Anjloknya jumlah perjalanan bisnis/wisata sebagai akibat dari pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab utama virtual hotel on budget operator ini gulung tikar. Airy Indonesia didirikan pada tahun 2015 oleh dua orang mantan pegawai Traveloka Danny Handoko & Samsu Sempena.

Sebelum tutup Airy Indonesia menklaim memiliki 2.000 properti dengan 30.000 kamar hotel yang tersebar di 100 kota di Indonesia.

Belum juga mencapai misinya untuk menjadi unicorn, perusahaan rintisan karya anak bangsa ini tidak sanggup menahan berbagai beban dengan dana segar yang kian terkikis. Berbeda dengan kompetitor sejenisnya yang merupakan bagian dari jaringan internasional dengan dukungan dana yang kuat, Airy Indonesia harus tutup lapak setelah merumahkan 70% pegawainya pada April 2020.

Sebagai bukan pemain utama di industri, wilayah operasi yang masih terbatas di Indonesia, dan terbatasnya modal yang dimiliki, kejadian luar biasa seperti ini tentu menjadi pukulan bagi Airy Indonesia.

Padahal, Airy Indonesia mulai menjajaki strategi jangka panjangnya dengan melakukan pergantian CEO yang awalnya diduduki oleh sang founder, Danny Handoko menjadi Louis Alfonso (ex- Country Manager Traveloka di Vietnam) yang baru menjabat efektif per 20 Januari 2020. Tapi ya bagaimana lagi, pandemi adalah kejadian tak terduga yang diluar ekspektasi banyak manusia juga.

Sebagai penggemar hotel on budget, saya pun masih tidak menyangka kalau 13 Maret lalu terakhir kali saya bobok ditemani bantal biru Airy Room, amenity kits terakhir dari Airy Roomspun masih saya simpan dengan baik di koper. Rasanya, dua bulan lalu semuanya masih baik-baik saja.

Terima kasih Indonesia, Airy mohon pamit!

2. Sorabel

Penutupan Sorabel sangat mengejutkan, karena perusahaan berada di later stage dan terakhir mengantongi pendanaan Pra Seri C pada Mei 2019 dari sejumlah investor. Kejora Ventures adalah salah satunya.

Mereka efektif tutup per 30 Juli 2020. Manajemen menyebutkan perusahaan telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan, tapi gagal dan dengan berat hati menempuh jalur likuidasi.

Meski sudah dinyatakan tutup, Sorabel tidak benar-benar habis. Tim eks-Sorabel beralih ke startup e-logistics Swift Logistics yang kabarnya didirikan oleh para pendiri Sorabel. Swift memanfaatkan gudang eks Sorabel yang berlokasi di Cawang, Jakarta.

3. Ciayo

Ciayo, platform komik digital yang dikembangkan pengembang lokal, resmi tutup pada 30 Juli 2020. Meski alasan penutupan tidak dijelaskan, kehadiran platform sejenis dari perusahaan besar menimpulkan kompetisi yang lebih sengit, seperti LINE Webtoon atau KakaoPage.

Co-Founder Tjahjadi Handaja menyampaikan ia telah membangun Ciayo kurang lebih lima tahun hingga memiliki 160 orang karyawan. Perusahaan bermula sebagai platform social media virtual, lalu pivot menjadi aplikasi komik online dan melebarkan sayap ke game online pada 2016.

3. Blanja

Blanja resmi tutup terhitung pada 1 September 2020 setelah beroperasi selama enam tahun. Pihak Telkom, selaku induk dari Blanja, berdalih penutupan ini adalah bagian dari transformasi bisnis e-commerce di perseroan. Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi B2B.

Positioning Blanja yang fokus pada B2B/C2C kurang menawan dibandingkan kompetitor. Menurut riset iPrice, per kuartal II 2020, posisi Blanja ada di peringkat 16.

4. Infokost

Setelah beroperasi selama 12 tahun, Infokost, startup listing properti indekos, resmi tutup pada 31 Desember 2020 mendatang. Sebelumnya, Infokost menyediakan lebih dari 20 ribu listing hunian berisi informasi lengkap, mulai dari data dan kelengkapan fasilitas di hunian, fasilitas umum seperti lokasi ATM dan minimarket, hingga peta lokasi.

Untuk aplikasi, mereka menyediakan aplikasi IbuKost untuk manajemen properti bagi pemilik atau pengelola kost. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur manajemen penghuni, layanan beriklan, menerima pemesanan/booking kamar, kontrol terhadap hunian dan penghuni, dan data statistik hunian.

5. Zomato Indonesia

Zomato, startup food discovery dari India, hengkang dari Indonesia (dan beberapa negara lainnya) karena ingin melakukan penyesuaian bisnis. Fitur berbayarnya, yakni Zomato Pro atau Zomato Gold, dihentikan.

Meski tim operasional dibubarkan, layanan dasar Zomato (direktori restoran) tetap bisa diakses di Indonesia, namun operasionalnya dikerjakan secara remote dari India. Di negara asalnya, perusahaan gencar dengan model bisnis sebagai jasa antar makanan.

Nah, itu dia vellas rentetan startup yang gagal akibat hantaman pandemi, semoga perusahaan rintisanmu tetap profit ya sepanjang ancaman pandemi ini!

Penulis : Alysa Savitri

Sumber alternatif : dailysocial.id

1 comment

  1. I advise to you to look a site on which there is a lot of information on this question.
    Many thanks for the information, now I will know.
    What impudence!
    I apologise, but, in my opinion, you commit an error. Let’s discuss. Write to me in PM.
    Better late, than never.

    https://amic.co.in/catalog/font/

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi Pikiran Lainnya